Menelisik Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025: Penyesuaian Kurikulum PAUD–Dikdasmen Tanpa Revolusi Total
Pendahuluan
Perubahan regulasi dalam dunia pendidikan sering menimbulkan kekhawatiran akan “kurikulum baru” yang membingungkan guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemangku kepentingan. Namun, pada kasus terbaru, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) justru mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati: memperkuat dan menyesuaikan regulasi sebelumnya tanpa mengganti secara substansial kurikulum yang telah berjalan.
Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 menjadi “revisi administratif dan penguatan kebijakan” atas Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024 tentang kurikulum pada PAUD, pendidikan dasar, dan menengah. (Sistem Informasi Kurikulum Nasional)
Dalam tulisan ini, kita akan mengulas latar belakang, pokok perubahan, implikasi untuk PAUD khususnya, tantangan yang mungkin muncul, serta strategi agar perubahan ini bisa diimplementasikan secara efektif di lapangan.
Latar Belakang: Mengapa Perlu Ada Perubahan?
-
Penyesuaian kelembagaan
Dengan pemekaran atau pembagian urusan kementerian (pendidikan dasar & menengah), diperlukan revisi istilah dan rujukan dalam regulasi agar sesuai dengan struktur baru pemerintahan. (Sistem Informasi Kurikulum Nasional) -
Penguatan kebijakan tanpa mengganti kurikulum
Pemerintah ingin menghindari gejolak dari perubahan kurikulum total yang memerlukan persiapan besar di sekolah. Maka, perubahan difokuskan pada penguatan aturan pelaksanaan, penyelarasan waktu, dan penyesuaian administrasi. (Sistem Informasi Kurikulum Nasional) -
Menyesuaikan tuntutan zaman
Isu digitalisasi, kebutuhan kecakapan abad ke-21, integrasi teknologi, dan tantangan global menuntut agar kurikulum lebih fleksibel dan adaptif. Beberapa aspek kurikulum lama perlu diperjelas atau diperkuat agar relevan dengan konteks sekarang. (detikcom) -
Perbaikan implementasi di lapangan
Banyak sekolah mengalami kesulitan dalam praktis pelaksanaan kurikulum—baik dari sisi waktu, integrasi antara intrakurikuler/kokurikuler/ekstrakurikuler, maupun beban belajar. Revisi bertujuan agar regulasi lebih “ramah sekolah” dalam implementasi nyata. (detikcom)
Pokok Perubahan dalam Permendikdasmen 13/2025
Berikut ringkasan perubahan penting yang diatur dalam Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 dibanding Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024:
Sektor / Aspek | Perubahan / Penyesuaian | Catatan Penting |
---|---|---|
Kurikulum nasional | Tidak ada kurikulum baru — tetap Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka | Sekolah tetap memiliki pilihan antara K13 atau Merdeka sesuai kesiapan & konteks lokal (Sistem Informasi Kurikulum Nasional) |
Penambahan “Pendekatan Pembelajaran Mendalam” | Pendekatan “deep learning” menjadi unsur eksplisit di kerangka dasar kurikulum (Pasal 3) | Menekankan pemahaman menyeluruh, berpikir kritis, refleksi atas proses belajar (detikcom) |
Struktur Kurikulum | Penyesuaian struktur per jenjang (PAUD, SD, SMP, SMA/SMK) | Struktur untuk TK Luar Biasa dihapus; penegasan jenjang dan penyederhanaan regulasi struktur kurikulum (detikcom) |
Kegiatan Kokurikuler | Penyederhanaan alokasi waktu, integrasi dengan pembelajaran tematik / proyek | Pengurangan waktu kokurikuler di beberapa tingkat, kompetensi kokurikuler diperluas (kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, mandiri, komunikasi, dll) (detikcom) |
Muatan Pembelajaran | Muatan tematik diserahkan ke sekolah sesuai konteks lokal & karakter peserta didik | Tidak lagi fokus semata pada proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila seperti sebelumnya (detikcom) |
Beban belajar | Waktu kokurikuler diringkas dalam perhitungan tahunan; penyesuaian beban belajar di beberapa jenjang | Supaya lebih fleksibel dan tidak membebani sekolah secara berlebihan (detikcom) |
Ekstrakurikuler | Diperluas hingga PAUD / pendidikan kesetaraan; sekolah wajib menyediakan minimal satu ekstrakurikuler (kepanduan/kepramukaan atau sejenis) | Memberi ruang pengembangan diri lebih luas, tak hanya di jenjang formal saja (Sistem Informasi Kurikulum Nasional) |
Mata pelajaran tambahan (opsional) | Koding dan Kecerdasan Buatan (AI) sebagai mata pelajaran pilihan mulai tahun 2025/2026 (bertahap) | Introduksi di kelas 5 SD, kelas 7 SMP, dan kelas 10 SMA/SMK sebagai muatan pilihan untuk menyiapkan siswa pada era digital (Sistem Informasi Kurikulum Nasional) |
Istilah / terminologi | “Profil Pelajar Pancasila” diganti menjadi “Profil Lulusan” sesuai perubahan standar kompetensi lulusan | Penyesuaian istilah untuk sinkronisasi regulasi & dokumen kebijakan baru (Sistem Informasi Kurikulum Nasional) |
Beberapa poin tambahan:
-
Permendikdasmen 13/2025 menyederhanakan pelaksanaan kegiatan kokurikuler agar lebih efisien tanpa mengorbankan capaian pembelajaran. (detikcom)
-
Regulasi ini mulai berlaku sejak 15 Juli 2025. (detikcom)
-
Untuk sekolah yang belum mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, masih diizinkan menggunakan Kurikulum 2013 hingga batas waktu transisi tertentu. (Peraturan.go.id)
Dampak dan Implikasi pada PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
Meski banyak perubahan yang membahas jenjang dasar hingga menengah, regulasi ini juga menyentuh aspek PAUD, sehingga penting dipahami oleh pengelola/TK/KB/PAUD. Berikut beberapa poin yang patut dicermati:
-
Tetap menggunakan pendekatan bermain bermakna (play-based learning)
Di dalam Permendikbudristek 12/2024, kurikulum PAUD mengintegrasikan konsep bermain bermakna untuk mengembangkan karakter dan kompetensi anak-anak usia dini. (Peraturan.go.id)
Dalam revisi 13/2025, inti pendekatan ini tetap dipegang, dengan penekanan bahwa pembelajaran harus menyenangkan, kontekstual, dan memberi ruang eksplorasi bagi anak. (detikcom) -
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (PPP) di PAUD
Dalam peraturan lama (12/2024), PAUD menggunakan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai salah satu muatan pembelajaran. (Peraturan.go.id)
Dalam revisi 2025, proyek penguatan masih ada namun fleksibilitas tema diperkuat agar sesuai konteks lokal dan karakteristik peserta didik. (Abdima MTs Al-Fatah Suradadi) -
Alokasi waktu PAUD diperjelas / disesuaikan
Di regulasi sebelumnya, alokasi waktu minimal PAUD usia 4–6 tahun adalah 900 menit per minggu; untuk usia 3–4 tahun minimal 360 menit per minggu. (Peraturan.go.id)
Revisi 13/2025 tidak menghapus alokasi ini secara keseluruhan, tetapi regulasi lebih fleksibel dalam menyusun muatan dan aktivitas sesuai karakteristik lembaga dan peserta. (detikcom) -
Ekstrakurikuler di PAUD
Sebelumnya, ekstrakurikuler tidak secara eksplisit diwajibkan di jenjang PAUD. Dengan revisi, ekstrakurikuler diperbolehkan bahkan untuk PAUD, tetapi tidak diwajibkan untuk semua jenis lembaga PAUD (tergantung jenis lembaga). (detikcom) -
Fleksibilitas muatan tematik, konteks lokal & karakteristik anak
Anak usia dini memiliki kebutuhan yang sangat spesifik terhadap pengalaman belajar yang kontekstual dan menyenangkan. Revisi regulasi memberi keleluasaan lebih kepada lembaga PAUD untuk memilih tema, aktivitas, dan muatan pembelajaran yang relevan dengan lingkungan sekitar. (Sistem Informasi Kurikulum Nasional)
Sebagai catatan, meskipun PAUD dibahas, sebagian besar perubahan regulasi lebih dominan untuk jenjang dasar/middle/menengah. Oleh karena itu, lembaga PAUD perlu memahami bagian mana yang berlaku untuk mereka dan mempersiapkan adaptasi secara bertahap.
Tantangan dalam Implementasi & Strategi Mitigasi
Setiap perubahan regulasi pasti menghadirkan tantangan di lapangan. Berikut beberapa tantangan yang mungkin muncul serta saran strategi mitigasi:
Tantangan | Strategi / Solusi |
---|---|
Pemahaman regulasi yang fragmentaris | Pelatihan, sosialisasi intensif kepada guru, kepala sekolah, dan supervisi oleh dinas pendidikan |
Keterbatasan sumber daya (waktu, tenaga, infrastruktur) | Pembagian beban kerja lebih bijak, integrasi aktivitas kokurikuler / proyek ke dalam pembelajaran reguler |
Resistensi terhadap “tambahan beban” (misalnya koding / AI) | Perlakukan mata pelajaran tambahan sebagai pilihan, mulai dengan pilot project, dorong guru untuk pelatihan dulu |
Kesenjangan kesiapan antarsekolah dan daerah 3T | Fasilitasi bantuan teknis, penyediaan bahan dan modul siap pakai, pendampingan lebih intensif di daerah tertinggal |
Menjaga mutu tanpa kehilangan fleksibilitas | Monitoring dan evaluasi secara berkala; adaptasi kebijakan jika ada kendala serius di lapangan |
Tips Bagi PAUD / Sekolah dalam Menyambut Tahun Ajaran 2025/2026
-
Baca dan pahami dokumen Permendikdasmen 13/2025 secara menyeluruh
Jangan hanya membaca ringkasan — perhatikan lampiran, pasal peralihan, dan catatan khusus untuk PAUD. -
Analisis kesiapan kelembagaan
Cek sejauh mana guru dan tenaga pendukung sudah siap: kompetensi digital, pemahaman pedagogi “mendalam”, dan kemampuan merancang proyek pembelajaran. -
Mulai secara bertahap
Jika belum siap langsung mengintegrasikan koding/AI, mulai dulu dengan modul kecil, pilot class, atau mata pelajaran tematik berbasis teknologi ringan. -
Integrasikan aktivitas kokurikuler / proyek ke dalam intrakurikuler
Untuk menghindari beban waktu yang berlebih, sekolah bisa merancang pembelajaran tematik yang mengandung unsur kokurikuler/proyek. -
Libatkan orang tua dan masyarakat
Dengan regulasi yang lebih fleksibel, keterlibatan lingkungan sekitar (kelurahan, tokoh masyarakat, orang tua) bisa memperkaya tema dan sumber pembelajaran. -
Monitoring & refleksi berkala
Tetapkan indikator keberhasilan (misalnya keterlibatan anak, kemajuan kemampuan berpikir kritis, kreativitas) dan lakukan evaluasi semesteran.
Kesimpulan
Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 adalah langkah strategis pemerintah untuk memperkuat kerangka kebijakan kurikulum tanpa mengguncang tatanan yang sudah berjalan. Bagi PAUD dan sekolah dasar-menengah, ini adalah momentum untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pendekatan mendalam, muatan lokal kontekstual, dan integrasi teknologi secara bertahap.
Yang perlu diingat: perubahan regulasi bukanlah beban baru jika disikapi dengan kesiapan, kolaborasi, dan inovasi. Guru, sekolah, dan stakeholder lainnya harus bersama-sama memahami, memetakan tantangan, dan merancang langkah adaptasi agar setiap anak mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.